A. Pengertian Fi’il Shohih
Fi’il shohih
هوماكانت حروفه الأصول صحيحة و ليست بحروف علة و هي الألف والواو والياء
Fi’il shohih adalah fi’il yang huruf aslinya shahih dan bukan huruf ilat (alif, waw dan ya).
Contoh : كتب, قرأ, فتح, علم
B. Pembagian Fi’il Shohih
Fi’il shohih terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Shohih Salim (سالم)
وهو ما لم يكن أحد أحرفه الأصلية أحرفا صحيحة
Yaitu fi’il yang huruf aslinya bukan huruf shohih.
Contoh : عقد, فهم, كبر
Hukum fiil salim:
- Tidak dihazafkan apapun ketika menghubungi dhamir atau ta taknis
- Tidak dihazafkan apapun ketika mentasrifkannya ke musytaqnya.
- Disukunkan huruf akhirnya apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang berharkat. Contohnya : كتبت
- Difathahkan huruf akhirnya beserta alif mutsanna, didhammahkan beserta waw jamak dan dikasrahkan beserta ya mukhatabah. Ini adalah harkat yang munasabah. Contohnya : نصرا, نصروا, تنصرين
b. Mahmuz
وهو ما كان احد حروفه الاصول همزة
Yaitu fiil yang salah satu huruf aslinya adalah huruf hamzah.
Contoh : أخذ, قرأ, سأل
Hukum mahmuz :
- Hukum mahmuz ketika dihubungi dhamir sebagaimana hukum fiil salim.
- Dihazafkan hamzah pada fiil amarnya untuk meringankan, contohnya : خذ, كل, سل
- Dihazafkan hamzah (ارى ) yang terjadi pada ‘ain fiil yang asalnya (ارأى ) pada madhi, mudhari’ dan amarnya serta musytaqnya. Menjadi : ارى, نرى, أر
c. Mudha’af
وهو في الثلاثي ما كانت عينه ولامه من جنس واحد
Yaitu fiil yang pada tsulatsinya huruf ain dan lam fiilnya sejenis.
Mudhaa’af ada dua macam:
- Mudhaa’af Tsulatsy : kata yang huruf ‘ain dan lam fi’il nya huruf sejenis contohnya banyak sekali diantaranya: شَدَّ dan فَرَّ.
- Mudhaa’af Ruba’iy : Kata yang huruf fa fi’il dan lam fi’il pertamanya sejenis dan huruf ‘ain fi’il dan lam fi’il keduanya sejenis. Contohnya دَمْدَمَ , زَلْزَلَ , dan وَسْوَسَ .
Hukum mudha’af :
1. Fiil madhi
- Wajib mengidghamkannya apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang sukun
- Wajib menguraikan idgham apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang berharkat.
- Jika ‘ain fiilnya kasrah dan bersandar kepada dhamir yang berharkat, maka boleh dalam tiga bentuk, yaitu:
- Menyesuaikan kaidah terdahulu, yaitu wajib menguraikan idgham,
contoh : ظللت
- Menghazafkan ‘ain fiilnya dan fa fiilnya tetap kasrah,
contoh : ظلت
- Menghazafkan ‘ain fiil dan memindahkan kasrahnya kepada fa fiil, contoh : ظِلت
2. Fiil mudhari’
- Wajib mengidghamkan apabila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang sakin, contoh : يمدان, يمدون, تمدين
- Wajib menguraikan idgham apabila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang berharkat, contoh : يمددن
- Boleh mengidghamkan dan menguraikan nya apabila fiil tersebut dijazamkan dan dimasuki oleh isim zhahir atau dhamir mustatir.
Contoh : لم يشدَّ و لم يشدد
3. Fiil amar
- Wajib mengidghamkan apabila dimasuki oleh dhamir yang sakin. Contoh : مدا, مدوا, مدي
- Wajib menguraikan idgham apabila dimasuki oleh dhamir yang berharkat. Contoh : امددن
- Boleh mengidghamkan dan menguraikannya apabila dimasuki oleh dhamir mustatir. Contoh : مدَّ امدد, خفّ اخفف
Posting Komentar