A. Pengertian Hamzah Washal (همزة الوصل) dan Hamzah Qatha’ (همزة القطع)
1. Dalam kitab al-Mu’jam al-waafii fii adawaat an-nahwi al-‘aroby dijelaskan bahwa pengertian hamzah washal sebagai berikut:
همزة الوصل هي التي ينطق بها أول الكلام، وتسقط في الدرج.
“Hamzah washal ialah hamzah yang dibaca ketika berada di awal kalimat dan gugur (tidak terbaca) ketika berada di tengah-tengah kalimat.”
Hamzah Washal berupa Hamzah secara pengucapan dan berupa Alif secara tulisan. Diucapkan ketika menjadi permulaan saja. dan gugur ketika berada pada tengah-tengah penuturan kalimat, sekiranya didahului oleh satu huruf atau satu kalimah.
Hamzah Washal adalah Hamzah zaidah berfungsi sebagai perantara atau penyambung kepada pengucapan huruf mati atau sukun yang berada setelahnya. Hamzah Washal terdapat pada kalimah fi’il, kalimah isim maupun kalimah huruf.
2. Sedangkan pengertian hamzah qatha’ di dalam kitab yang sama juga dijelaskan bahwa:
همزة القطع هي التي ينطق في أول الكلام وفي الدرج.
“Hamzah qatha’ ialah hamzah yang dibaca ketika di awal kalimat maupun di tengah-tengah kalimat.”
Hamzah Qatha’ berupa Hamzah yang selalu diucapkan dengan ber-harkah fathah, dhammah atau kasrah. Tidak gugur pengucapannya baik di awal permulaan kalimat atau ditengah-tengah kalimat. Dan tidak gugur sekalipun berada diantara dua kalimah yang tersambung. tertulis di atas Alif apabila berharkah fathah atau dhammah, dan dibawah Alif apabila berharkah kasrah. Bentuknya seperti bentuk kepala Ain (ء). Hamzah Qatha’ terdapat pada selain kategori kalimah-kalimah yang telah disebutkan diatas sebagai Hamzah washal. baik pada kalimah Fi’il, Kalimah Isim dan Kalimah Huruf.
B. Karakteristik Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’
a. Karakteristik Hamzah Washal
1. Hamzah washal berfungsi sebagai perantara atau penyambung kepada pengucapan huruf mati (harf saakin) yang berada diawal kalimat agar dapat dibaca.
2. Hamzah Washal ditulis dalam bentuk huruf Alif (ا) dan tidak boleh meletakkan tanda Qatha’ (ء) baik diatas maupun dibawah huruf Alif tersebut .
3. Hamzah washal dapat dibaca jika tidak didahului oleh kalimat lain.
4. Harakatnya tidak asli (bukan hamzah asli)
b. Karakteristik Hamzah Qatha’
1. Hamzah qatha’ ditulis dengan meletakkan tanda Qatha’ (ء).
2. Hamzah qatha’ dapat dibaca ketika diawal kalimat dan tetap dapat dibaca ketika didahului oleh kalimat lain.
3. Harakatnya Asli.
C. Tempat-tempat Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’
1. Hamzah Washal:
a. Pada isim-isim: : اسم ، ابن ، ابنة ، ابنم ، امرؤ ، امرأة ، اثنان ، اثنتان ، ايم ، ايمن الله ، است khusus ايمن hanya untuk makna sumpah dan sebaiknya ditambah dengan alif lam. Sedangkan ابنم berasal dari ابن yang ditambahi م
b. Pada fi’il Madhi, fi’il Amar, dan isim Mashdar fi’il Khumasi dan Sudasi. Fi’il Madhi seperti: انتصر ، انتهى ، استعان ، استعمل fi’il Amar seperti: انتصر ، انته ، استعن ، استعملd dan Mashdar seperti: انتصار ، انتهاء ، استعانة ، استعمالK Kemudian fi’il Amar Tsulatsi seperti: ارسم ، اكتب ، اجلس dan hamzah al ta’rif apabila bersambung dengan kata seperti: الكتاب ، الصدق
2. Hamzah Qatha’:
a. Pada semua isim (kecuali yang tertulis dengan hamzah washal seperti yang telah dijelaskan di atas) dan dhamir yang diawali dengan huruf hamzah dan إذا syartiyyah. Contoh: إبراهيم ، أحمد ، أنا ، أنت ، إذا
2. Pada Fi’il Madhi, fi’il Amar, dan Mashdar dari fi’il Ruba’ie seperti: أكرم ـ أكرْم ـ إكرام ، أحسن ـ أحْسن ـ إحسان Fi’il Mudhari’ yang diawali dengan hamzah (mengandung dhamir أنا ) seperti: : أستعملُ ـ أستعينُ ـ أنعطفُ ـ أستشيرُ ـ أتعلمُ dan semua huruf yang diawali hamzah (selain huruf “ أل ” seperti yang telah dijelaskan di bab hamzah washal) seperti: : إلى ـ إنما ـ إنَّ ـ أنَّ ـ إنْ ـ أن ـ إذ ما
Posting Komentar